Cilegon – siberone.co.id
Komandan Korem 064/MY Brigjen TNI Yunianto, S.Sos.,M.M dampingi Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Agus Subiyanto S.E.,M.Si bersama Gubernur Banten Wahidin Halim, Kapolda Banten Irjen Pol Dr. Rudi Heriyanto dan Walikota Cilegon Helldy Agustian menyambut kedatangan Presiden RI Ir. H. Joko Widodo pada kunjungan kerjanya (Kunker) di wilayah Banten, Kota Cilegon, Selasa, (21/09/2021).
Agenda kunjungan kerja Presiden RI Ir. H. Joko Widodo di wilayah Provinsi Banten berlokasi di Kota Cilegon dalam rangka peresmian Hot Strip Mill 2 di kawasan PT Krakatau Steel dan di Kabupaten Serang peninjauan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 serta memberikan arahan kepada Forkopinda se Provinsi Banten.
Danrem 064/MY selaku Dansatgas Pam VVIP Wilayah Banten memastikan bahwa kunjungan kerja Presiden RI ke wilayah Banten telah berjalan aman, lancar, tertib, kondusif dengan tetap menjalankan protokol kesehatan.
“Dan, Pengamanan yang digelar sesuai dengan Protap (prosedur tetap) pengamanan bagi Pejabat tinggi negara, yaitu Presiden RI yang ditetapkan oleh Undang-Undang” ungkap Danrem
Dalam sambuatanya Presiden RI Ir. H. Joko Widodo menyampaikan Industri baja merupakan sektor yang sangat strategis karena produk yang dihasilkan sangat dibutuhkan dan bisa dimanfaatkan untuk industri-industri lain. “Merupakan salah satu pilar penting untuk memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ucap Presiden Joko Widodo.
Jokowi berharap keberadaan pabrik HSM 2 Krakatau Steel bisa meningkatkan produksi baja dalam negeri untuk kebutuhan industri maupun ekspor. Lanjut nya, selama ini komoditas baja merupakan komoditas kedua tertinggi yang diimpor oleh Indonesia.
“Kita harapkan bisa menghemat devisa Rp 29 triliun per tahun,” kata Jokowi.
Dia berpesan agar perusahaan menjaga kualitas produk yang dihasilkan supaya mampu bersaing dengan negara lain.
“Saya pesan agar kualitas produk yang dihasilkan tidak kalah dengan produk impor. Bisa memenuhi kebutuhan dunia industri kita, di negara kita dan saya yakin nantinya akan menjadi komoditas yang mampu bersaing di pasar regional dan pasar global,” pungkasnya.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Krakatau Steel sebagai perusahaan pelat merah terus memperbaiki kinerjanya. Setelah melalui dua tahap restrukturisasi, Erick mengatakan Krakatau Steel yang delapan tahun terus merugi, kini mencatatkan untung.
“Sekarang untung Rp 800 miliar. Tapi saya bilang ke manajemen jangan berpuas diri. Ini penting agar kita terus meningkatkan performance Krakatau Steel,” tutur Erick.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan pabrik HSM 2 memiliki kapasitas produksi 1,5 juta ton per tahun. Silmy mengklaim pabrik ini menghasilkan lembaran baja dengan kualitas terbaik.
“Produksi baja ini akan meningkatkan kapasitas produksi nasional, juga meningkatkan daya saing produk baja Indonesia. Pabrik ini lebih efisien memangkas biaya operasi 25 persen dan produknya memiliki hasil kualitas baik,” ujar Silmy.
Dengan teknologi terkini, lembaran baja yang telah melalui proses reduksi ditipiskan dari ketebalan sebelumnya 30-50 milimeter menjadi 1,4-16 milimeter. Hasil produksi pun disebut-sebut menjadi yang paling tipis di Indonesia.
Lembaran baja yang diproduksi oleh HSM 2 dapat digunakan untuk industri otomotif premium dengan high specific strength. Nantinya, produk itu dapat dimanfaatkan untuk keperluan industri dalam negeri maupun ekspor.
Dibangun sejak 2016, HSM 2 membutuhkan total investasi senilai US$ 521 juta atau Rp 7,5 triliun. Pabrik ini mulai beroperasi pada 2021 dan merupakan bagian dari target peningkatan kapasitas klaster industri baja berkapasitas 10 juta ton yang akan terealisasi pada 2022.
Lebih lanjut Silmy menjelaskan, Krakatau Steel bersama Korea Selatan akan merealisasikan investasi baru dengan nilai US$ 700 juta untuk memproduksi produk turunan HRC. Investasi juga dilanjutkan dengan kerja sama senilai US$ 3 miliar untuk menambah fasilitas produksi baja di hulu.
“Kami yakin konsumsi baja nasional tumbuh siring dengan pembangunan infrastrktur dan industri yang berkembang,” ujar Silmy.
Silmy menerangkan, dalam kurun 5 tahun dari 2014, konsumsi baja per kapita tumbuh 50 kilogram per kapita per tahun menjadi 71 kilogram per kapita per tahun. Di bawah kepemimpinan Jokowi, dia menyebut konsumsi baja per kapita telah meningkat 40 persen.
Dalam kunjungannya, Jokowi didampingi
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim.
Turut hadir pula Ketua DPR RI Puan Maharani. (Red)