Serang – siberone.co.id
Irwasda Polda Banten Kombes Pol Ady Soeseno, S.I.K.,M.H Membuka dan Memberikan Sambutan Kegiatan FGD Penanggulangan Pencegahan Radikalisme dan Intoleransi di Lingkungan Polda
Banten, Kamis (19/8)
Kegiatan yang digelar di aula serbaguna Polda Banten dengan menerapkan Protokol Kesehatan yang ketat dan sebelum peserta memasuki ruangan kegiatan dilakukan swab test antigen terlebih dahulu dengan hasil semua peserta negatif
Kegiatan FGD yang dibuka oleh Irwasda Polda Banten Kombes Pol Ady Soeseno, S.I.K.,M.H dan dihadiri oleh Ketua FKPT Provinsi Banten, DR. Amas Tajudin, Kakanwil Kemenag Provinsi Banten, DR. KH.Nanang Fathurohman, Ketua FKUB Provinsi Banten, KH. Rasna Dahlan, M.A, Ketua MUI Provinsi Banten, KH. Drs. Aef Saefudin,MR., M.Si, dan diikuti oleh 120 orang perwakilan dari Polda Banten dan Polres jajaran
dalam sambutannya Irwasda Polda Banten Kombes Pol Ady Soeseno mengatakan forum ini merupakan forum kita bersama dalam rangka meningkatkan sinergitas dan soliditas, menyamakan persepsi, menguatkan komitmen serta merumuskan solusi dalam menghadapi berbagai permasalahan.
“saya
mengucapkan selamat datang di polda banten
kepada para narasumber dan hadirin tamu
undangan. semoga dengan diselenggarakannya FGD ini dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi Polda Banten dan jajaran dalam menangkal paham radikalisme dan aksi intoleran di daerah hukum Polda Banten,”Kata Ady Soeseno
Lebih lanjut Ady Soeseno menyampaikan penyebaran keyakinan, doktrin dan ideologi
radikal, dengan mudah dilakukan melalui sarana media sosial, dimana masyarakat dapat belajar
tanpa guru, yang berakibat pada terpatrinya pemahaman yang salah dan implementasi paham yang dapat menimbulkan permasalahan bagi masyarakat luas.
“kita dapat melihat dan merasakan, bagaimana dahsyatnya dampak paham radikalisme. saat ini
masyarakat menjadi mudah dipecah belah, terprovoksi aksi intoleransi dan terinspirasi aksi
teroris. sebagai elemen bangsa,” ujar Ady Soeseno
Ady Soeseno mengatakan bahwa kita semua memiliki tanggung jawab dalam mencegah dan
menanggulangi berbagai permasalahan tersebut.
“di wilayah banten yang mempunyai julukan “daerah seribu ulama sejuta santri”
saya merasa bangga, karena keragaman masyarakat memiliki komitmen yang tinggi dalam menangkal
radikalisme dan intoleransi,” ujar Ady Soeseno
Terakhir Ady Soeseno mengajak kepada
seluruh Peserta untuk membangun komunikasi dan
sinergi dengan melibatkan peran seluruh tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat dan lembaga pendidikan, untuk bersama-sama memberikan
bimbingan, agar masyarakat mampu membentengi diri dan menangkal pengaruh paham radikal dan aksi intoleransi. mari kita wujudkan banten sebagai provinsi yang aman dan damai, serta mampu menjadi suri tauladan bagi daerah lainnya.
“mari kita jadikan focus group discussion ini, sebagai momentum untuk memperkuat sinergi, yang
dilandasi dengan komitmen dan integritas yang tinggi guna merumuskan solusi yang tepat dan menyusun cara bertindak yang cepat dalam penanggulangan dan pencegahan radikalisme dan
intoleransi di wilayah hukum Polda Banten.”tutup Ady Soeseno (Bidhumas)